ONLINEJAMBI.COM – Bagi masyarakat Jambi, hal pertama yang terlintas saat mendengar nama Legok adalah Kampung Narkoba. Kawasan ini dulu memang menjadi sarang narkoba. Sebagian besar masyarakatnya menjual narkoba. Ibu-ibu rumah tangga terpaksa membantu kerja suami berdagang narkoba, tak ada pilihan lain.
Namun, kini semua berubah. Memasuki kawasan ini tidak menakutkan seperti dulu. Salah satu penyebabnya adalah kehadiran Pertamina lewat Rumah Batik yang berlokasi di sebelah Kantor Lurah Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi.
“Pertamina menghadirkan Rumah Batik sebagai wadah para ibu di Kampung Legok berkreasi sekaligus menambah penghasilan keluarga,” ujar Comrel & CID Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zona 1 Jambi Field, Afrianto.
Pertamina, kata Afri, akan selalu mengembangkan kreativitas Rumah Batik untuk menampilkan motif-motif yang baru.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan kualitas batik serta membenahi jalur promosi dan pemasaran, agar produk dikenal dan diminati oleh konsumen.
Kehadiran perusahaan pelat merah dalam program pemberdayaan masyarakat ini, telah membuka jalan dan membantu mengerek ekonomi sekaligus mengubah stigma buruk Kampung Legok.
“Pertamina sudah banyak membantu,” ujar Ketua Kelompok Batik Serumpun Berlian, Tinah (44) yang memanfaatkan Rumah Batik bentukan Pertamina.
Tinah mengatakan, Rumah Batik berdiri setelah mendapatkan bantuan dari Pertamina pada April 2018. Saat awal berdiri bernama Rumah Batik Sipin Jajaran. Akan tetapi, mulai tahun 2020 berganti nama menjadi Batik Serumpun Berlian.
“Awal pelatihan membatik yang terlibat sebanyak 25 orang. Sedangkan yang yang aktif hingga sekarang berjumlah 15 orang anggota,” ujar Tinah.
Rata-rata per bulan, para pembatik bisa mengantongi uang Rp600 ribu hingga Rp2 juta per bulan. Ekonomi masyarakat Legok pun bergerak.
Produksi dan penghasilan sempat menurun di tahun pertama pandemi Covid-19. Namun sekarang sudah mulai bangkit kembali.
Kegiatan membatik ini, kata Tinah, dilakukan mulai dari mempola, mencanting, mencolet, mewarnai, menembok hingga melorot.
Tinah mengatakan, sebelum ada program Rumah Batik, seluruh anggota sama sekali tidak ada kegiatan. “Kalau Saya memang sudah tahu membatik, karena pernah menjadi karyawan batik. Kalau anggota lainnya memang dimulai dari nol, sama sekali tidak tahu membatik,” ujarnya.
Berkat bantuan Pertamina, kondisi ekonomi Tinah dan ibu-ibu anggota Rumah Batik mulai membaik. Mereka tidak lagi menggantungkan hidup dari suami untuk kebutuhan sehari-hari.
“Yang saya rasakan, jauh berbeda dari sebelumnya, dari ekonomi yang kurang maksimal, sekarang bisa menambah penghasilan keluarga,” ujar Tinah.
Tinah mengatakan, Kelompok Batik Serumpun Berlian terus mengembangkan motif batik. Selain motif pada umumnya, seperti durian pecah, kapal sanggat, angsoduo, dan lainnya, mereka mengembangkan motif batik baru, seperti stupa, pompa angguk, kiambang, tangkul, dan tugu keris.
Tidak hanya membatik, Rumah Batik inipun telah menelurkan kelompok-kelompok pengrajin, seperti usaha sablon, jahit, dan lainnya.
Kedepankan Pemberdayaan Masyarakat
Comrel & CID Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zona 1 Jambi Field, Afrianto menjelaskan sejak beberapa tahun terakhir, Pertamina mengubah pola bantuan kepada masyarakat. Pola bantuan yang terbagi dalam kategori charity dan pemberdayaan masyarakat, kini diatur porsinya dengan mengedepankan pola pemberdayaan masyarakat.
Program pemberdayaan masyarakat, memiliki rencana kerja atau roadmap untuk 5 tahun ke depan. Tahun pertama, tahap inisiasi, yakni pembentukan kelompok serta penambahan sarana dan prasarana. Memasuki tahun kedua, tahap pengembangan, yakni pembangunan tempat usaha.
“Tahun berikutnya, tahap pemantapan dengan melakukan diversifikasi produk dan perluasan pemasaran, baik online maupun offline,” ujarnya.
Di tahun keempat, melakukan penguatan dengan menjadikan usaha mitra binaan sebagai destinasi utama edukasi dan pembentukan koperasi serba usaha (KSU).
Tahun terakhir, masuk tahap kemandirian. Diharapkan mitra binaan sudah bisa mandiri dan usahanya menjadi contoh bagi daerah lain.
Community Development Officer PHR Region 1 Zona 1 Jambi Field, M. Zainul Arifin menambahkan untuk program Rumah Batik masih seperti biasa, produksi kain dan beberapa produk turunan, seperti baju, outer, lacak, kain jumputan, selendang, dan lainnya.
“Selan itu peningkatan kapasitas dalam bidang pemasaran. Untuk pemasaran sebelumnya offline, sekarang sudah masuk ranah online. Mulai dari medsos dan pasar digital,” ujarnya.
Selanjutnya bekerja sama dengan beberapa kegiatan kepemudaan, seperti Pemilihan Duta Bahasa dan pertukaran pemuda antarnegara.
Pembinaan Harus Berkelanjutan
Praktisi dari Universitas Nurdin Hamzah Jambi, Wenny Ira R, S.IP., M.Hum menilai, program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Pertamina lebih baik daripada hanya sekadar memberikan uang.
“Memang sejatinya community development yang ada di perusahaan adalah pembinaan bukan sekadar memberikan uang,” ujarnya kepada Onlinejambi.com.
Bagi Wenny ini merupakan hal positif. Tinggal bagaimana pola pembinaannya bisa berkelanjutan.
“Tidak hanya per project saja, sehingga bisa memberikan dampak yang lebih luas kepada masyarakat,” ujar Kepala LPPM Universitas Nurdin Hamzah Jambi ini.
Selain itu, kata Wenny, dengan adanya pembinaan akan lebih bagus, perusahaan bisa benar-benar bertanggung jawab kepada masyarakat sehingga memberikan efek positif lainnya kepada masyarakat dan juga citra perusahaan.
“Ini langkah bagus bagi Pertamina untuk ditiru perusahaan lain dalam hal penyaluran CSR. Divisi Comdev harus bisa memainkan peran di masyarakat sehingga pembinaan memberikan dampak ekonomi yang bagus dan juga perubahan sosial yang bagus, bertanggungjawab, dan berkelanjutan,” tandasnya.(*)