ONLINEJAMBI.COM - Pertumbuhan Pertashop (Pertamina Shop) dalam setahun terakhir di Provinsi Jambi begitu pesat. Dari awalnya hanya 13 Pertashop, sekarang sudah mencapai 149 unit.
Terbanyak di Kabupaten Merangin sebanyak 45 unit. Selebihnya tersebar di Kota Jambi sebanyak 3 unit, Kabupaten Muaro Jambi (12), Kabupaten Tanjungjabung Barat (13), Kabupaten Tanjungjabung Timur (14), Kabupaten Batanghari (8), Kabupaten Tebo (18), Kabupaten Bungo (11), Kabupaten Sarolangun (5), Kabupaten Kerinci (18), dan Kota Sunga Penuh sebanyak 2 unit.
“Untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, ditargetkan setiap desa memiliki Pertashop, namun tetap memperhitungkan kelayakannya,” ujar Area Manager Comm, Rel. & CSRPT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Umar Ibnu Hasan.
Umar menjelaskan, Pertashop merupakan lembaga penyalur Pertamina berskala kecil, untuk melayani kebutuhan konsumen BBM yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur resmi Pertamina lainnya seperti stasiun pengisin bahan bakar untuk umum (SPBU). Selain BBM khusus Pertamax, Pertashop juga menyediakan produk unggulan Pertamina yang lain seperti LPG Bright Gas dan Pelumas.
Dikatakan, Pertashop menjadi bagian penting program One Village One Outlet (OVOO) yang bertujuan untuk menjangkau wilayah terpencil yang belum terlayani oleh SPBU reguler, sehingga masyarakat mendapat hak yang sama untuk mencukupi kebutuhan energi sebagaimana masyarakat perkotaan.
"Pertashop dibangun dengan skema kerjasama antara Pertamina dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Keberadaan program ini dapat mendorong perekonomian di pelosok," jelasnya.
Konsep kerjasama Pertashop memiliki tiga kategori, yakni Gold, Platinum, dan Diamond. Gold berkapasitas penyaluran BBM 400 liter per hari, dengan luas lahan 144 meter persegi.
Platinum berkapasitas penyaluran BBM 1.000 liter per hari, dengan luas lahan 200 meter persegi. Sementara untuk Diamond berkapasitas penyaluran 3.000 liter per hari, dengan luas lahan 500 meter persegi.
Ia menambahkan, Pertashop hanya menyediakan BBM jenis Pertamax karena bertujuan untuk memperkenalkan produk berkualitas di Pertamina. Negara yang masih menggunakan BBM dengan Research Octane Number (RON) di bawah 92 hanya 6 negara, salah satunya Indonesia yang masih menggunakan Pertalite.
Untuk menjadi mitra Pertashop, silakan daftar melalui https://kemitraan.pertamina.com/, dilanjutkan verifikasi lapangan, administrasi, persyaratan pemerintah daerah dan penguasaan lahan, ijin bangunan berupa desain yang disetujui oleh Pertamina, dan proses pembangunan.
Setelah itu, akan dilakukan kontrak kerjasama dengan Pertamina dalam jangka waktu sepuluh tahun sehingga Pertashop bisa operasional secara berkelanjutan.
Umar mengatakan setahun program Pertashop berjalan, beberapa kendala memang ditemukan, di antaranya aliran listrik sering padam. Untuk solusi jangka pendeknya, mitra Pertashop menyediakan tambahan genset di Pertashop.
“Keluhan lain, infrastruktur jalan yang kurang baik untuk masuk ke wilayah Pertashop,” ujarnya.
BUMDes Belum Untung, Tapi Masyarakat Sangat Terbantu
Kepala Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Anang Fahri mengatakan setahun berjalan, secara keuangan BUMDes belum mendapatkan keuntungan dari Pertashop. Tapi secara sosial, kehadiran Pertashop sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan BBM.
Dalam sebulan, katanya, keuntungan kotor yang didapat rata-rata hanya Rp3.000.000. Dana ini habis digunakan untuk honor operator 2 orang dan lainnya. Malah terkadang kurang. “Penjualan rata-rata hanya 200 liter sehari,” ujarnya.
Dikatakannya, masyarakat masih banyak yang menggunakan Pertalite dengan harga Rp9.000 per liter di warung-warung. Harga ini lebih murah Rp200 dibandingkan Pertamax yang Rp9.200.
Meski belum untung, kata Anang, pihaknya tetap akan mempertahankan Pertashop, sambil berharap ada kebijakan pemerintah untuk menarik Pertalite dari pasaran atau setidaknya mengurangi Pertalite di pasaran.
Perhatikan Manajemen Pertashop
Praktisi dari Universitas Nurdin Hamzah Jambi, Wenny Ira R, S.IP., M.Hum menilai program Pertashop bagus karena Pertamina selaku BUMN dapat meluaskan jangkauan pelayanan publiknya sampai ke pelosok.
“Ini terobosan baru bagi public service Pertamina,” ujarnya kepada Onlinejambi.com.
Wenny menilai Pertashop merupakan salah satu bentuk dari pelayanan baru manajemen pertamina, di mana BUMN ini hadir benar-benar untuk masyarakat.
“Di sini juga terlihat etos wirausahanya,” ujar Wenny yang juga Kepala LPPM Universitas Nurdin Hamzah Jambi.
Ke depan, katanya, Pertamina selaku BUMN juga harus berkolabarasi dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, sehingga dapat meluaskan pelayanannya ke publik. Yang paling penting, tegas Wenny, bagaimana manajemen setelah semua berjalan.
“Banyak kejadian, pelayanan publik bagus, jangkauan luas, kerjasama juga bagus tapi dari sisi manajemen perlu dipertanyakan,” ujarnya.
Karena itu, Wenny berharap Pertashop ini bentuk komitmen Pertamina sebagai BUMN dalam meluaskan jangkauan pelayanan publik, juga memiliki manajemen layanan publik yang bagus dan ikut mendorong sektor ekonomi untuk bergerak terutama sektor-sektor kecil.(*)