ONLINEJAMBI.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi (KPw BI Provinsi Jambi) menyelenggarakan agenda “Forum Ekonomi dan Bisnis (FEB) Provinsi Jambi Triwulan III 2024” pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Penyelenggaraan agenda ini ditujukan dalam rangka mendiseminasikan Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) periode Agustus 2024 dan hasil Kajian Ekonomi Keuangan Daerah (KEKD) periode Oktober 2024 kepada stakeholders.
Sebagaimana tema yang ditetapkan yaitu “Strategi Penguatan Hilirisasi Pangan Berbasis Industri Padat Karya yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing”, agenda FEB juga ditujukan untuk mendiskusikan strategi penguatan hilirisasi pangan sebagai upaya menciptakan nilai tambah komoditas lokal dan memperluas daya beli masyarakat, dan mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah di Provinsi Jambi.
Keseluruhan agenda mencakup paparan dari Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi, Warsono terkait Laporan Perekonomian Provinsi Jambi Periode Agustus 2024 yang memuat informasi mengenai perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Keuangan Daerah, Inflasi, Indikator Perbankan, Indikator Sistem Pembayaran dan PUR, Indikator Sosial dan Kemiskinan, serta Outlook Perekonomian Provinsi Jambi untuk periode Triwulan II 2024.
Selain itu, sesi dilanjutkan dengan paparan dari Agus Sunaryo, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jambi mengenai “Potensi, Arah Pengembangan dan Tantangan Hilirisasi Pangan di Provinsi Jambi” serta paparan dari Addion Nizori, S.TP., M.Sc., PhD, akademisi Fakultas Pertanian Universitas Jambi mengenai “Optimalisasi Hilirisasi Pangan di Provinsi Jambi: Potensi Sektor, Inovasi Teknologi dan Kesiapan Stakeholder untuk Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas.”
Sesi dibuka oleh penyampaian diseminasi LPP Jambi Periode Agustus 2024 oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Warsono, yang mencakup informasi bahwa pada triwulan II 2024, PDRB Provinsi Jambi tercatat tumbuh sebesar 4,15% (yoy), terakselerasi dibandingkan triwulan I 2024 yang tercatat tumbuh sebesar 3,85% (yoy) didorong oleh pulihnya LU Pertanian pascabencana banjir yang melanda pada periode sebelumnya serta dibukanya kembali jalur angkutan batu bara via darat.
Lebih lanjut, Warsono menyampaikan bahwa secara bulanan, IHK Provinsi Jambi pada bulan September 2024 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,17% (mtm), dan secara tahunan tercatat mengalami inflasi sebesar 1,95% (yoy) serta berada dalam rentang sasaran inflasi.
Terkait keuangan daerah, Warsono menyampaikan bahwa pagu pendapatan Pemerintah Provinsi Jambi Tahun 2024 menurun sebesar 4,97% (yoy) dibandingkan pagu 2023 serta komponen pagu belanja daerah Provinsi Jambi terpantau menurun sebesar 5,87% (yoy) dibandingkan pagu 2023.
Pada aspek indikator perbankan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Provinsi Jambi tumbuh sebesar 2,42% (yoy) atau mencapai Rp44,50 triliun yang disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan pada giro sebesar 10,96% (yoy) dan tabungan sebesar 4,99% (yoy); serta pertumbuhan kredit korporasi di Provinsi Jambi pada Triwulan II 2024 tumbuh sebesar 23,70% (yoy).
Pada aspek SP dan PUR, perkembangan sistem pembayaran nontunai di Provinsi Jambi menunjukkan pertumbuhan yang positif, tercermin dari jumlah merchant QRIS di Provinsi Jambi tercatat sebanyak 321,17 Ribu atau tercatat meningkat sebesar 30,17% (yoy); jumlah pengguna QRIS di Provinsi Jambi mencapai 538,72 ribu atau tercatat meningkat sebesar 37,73% (yoy); serta serapan program Bansos non tunai (sembako) yang telah diserap oleh 165,06 ribu Keluarga Penerima Manfaat atau terealisasi 96,30% dari target penyaluran Bansos.
Lebih lanjut, pada sub-aspek perkembangan transaksi tunai, jumlah aliran uang masuk dan keluar pada triwulan II 2024 masing-masing sebesar Rp2,05 triliun dan Rp2,73 triliun sehingga menghasilkan net outflows sebesar Rp685,96 miliar.
Setelah itu, agenda dilanjutkan dengan paparan mengenai ”Potensi, Arah Pengembangan, dan Tantangan Hilirisasi Pangan di Provinsi Jambi” oleh Kepala Bappeda Provinsi Jambi, Agus Sunaryo yang mencakup informasi bahwa Provinsi Jambi memiliki beragam komoditas pangan dan hortikultura unggulan seperti kopi, teh, kelapa, kakao, dan tebu.
Dalam memaksimalkan nilai tambah untuk setiap komoditas unggulan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi telah menyusun Blue Print/Arah Pembangunan Pertanian dan Pangan Provinsi Jambi Tahun 2022-2026 yang memuat kebijakan Pemprov Jambi untuk melakukan (i) perbaikan rantai nilai dan mendorong hilirisasi produk-produk pertanian, perkebunan, perikanan, dan kelautan daerah Jambi; serta; (ii) meningkatkan ketahanan pangan dan gizi berkelanjutan.
Adapun upaya hilirisasi pangan dilakukan Pemprov Jambi dengan mendorong Industri Pengolahan melalui : (i) fasilitasi percepatan pengembangan industri hilir CPO dan Kelapa Dalam; (ii) mendorong pembangunan sarana pelabuhan ekspor berstandar internasional dan wilayah zonasi ekonomi untuk Kawasan Ujung Jabung; (iii) pengembangan kawasan SenTuSa (Sengeti-Tungkal-Sabak); serta (iv) memberikan bantuan modal kerja bagi UMKM/Industri Rumah Tangga.
Adapun bentuk konkret dari hilirisasi yang telah dijalankan oleh Pemprov Jambi di antaranya : pengembangan Korporasi Usaha Tani brrupa bantuan mengolah susu kambing dan bantuan hortikultura. Lebih lanjut, Bapak Agus Sunaryo menyampaikan bahwa pengembangan hilirisasi pangan di Provinsi Jambi menghadapi tantangan berupa kendala keterbatasan permodalan petani dalam proses hilirisasi serta perlunya meningkatkan jiwa kewirausahaan pada petani untuk berinisiasi melakukan hilirisasi.
Terakhir, sesi ditutup dengan penyampaian paparan mengenai Optimalisasi Hilirisasi Pangan di Provinsi Jambi: Potensi Sektor, Inovasi Teknologi dan Kesiapan Stakeholder untuk Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas oleh Addion Nizori, S.TP., M.Sc., PhD selaku akademisi Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Dalam paparan tersebut, diinformasikan bahwa berdasarkan sensus pertanian Provinsi Jambi Tahun 2023, Provisi Jambi memiliki beberapa komoditas pangan potensial yang dapat dihilirisasi, di antaranya kelapa sawit, padi sawah inbrida, kelapa, ayam kampung, kopi, serta sapi dan kambing potong.
Addion memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan dalam mensukseskan hilirisasi pangan di Provinsi Jambi adalah dengan melaui : (i) pengembangan SDM dengan memperbanyak pelatihan proses pengolahan komoditas pertanian (benchmarking success story), (ii) memprioritaskan peningkatan produksi komoditas pertanian yang dapat menghidupkan industri hilirnya, (iii) membangun kelembagaan dengan mengkoordinasikan hubungan langsung antara pengusaha kecil sektor hilir pertanian dengan distributor dan perusahaan retail nasional eksisting, (iv) pendanaan dengan membangun lembaga penjamin permodalan terhadap industri hilir komoditas pertanian sehingga memudahkan dalam mengakses permodalan dari perbankan dll (BPDPKS, KUR); (v) memperbaiki Tata Kelola dan koordinasi antar lembaga pemerintah, swasta, masyarakat dan Regulasi yang menunjang hilirisasi produk Pangan, serta (vi) melakukan percepatan inovasi produk hilir dengan melibatkan Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian untuk meningkatkan nilai jual dan hilirisasi produk unggulan Jambi.(*)