ONLINEJAMBI.COM - Talang Mamak dan Orang Rimba merupakan suku adat yang tinggal di Provinsi Jambi, di antaranya tersebar di Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo. Keberadaan suku adat di wilayah ini, perlu mendapatkan dukungan dari para pihak, karena keterbatasan akses terhadap berbagai layanan yang disediakan pemerintah. Melalui penguatan layanan dasar yang inklusif dengan perspektif Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (Gedsi).
Berbagi pemahaman dan pengetahuan tentang komunitas adat ini menjadi penting dalam menguatkan layanan pemerintah kepada mereka. Untuk itulah KKI Warsi berkolaborasi dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tebo dan mendapatkan dukungan dari Kemitraan Partnership melalui Program Estungkara, menyelenggarakan kegiatan penguatan kapasitas dinas instansi yang memberikan layanan dasar kepada komunitas masyarakat adat. Di antaranya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Pemerintah Desa, kelompok marjinal dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
“Kita berharap semua pihak dapat meningkatkan pemahaman mengenai prinsip Gedsi dan bagaimana penerapannya dalam layanan dasar, serta mendorong kolaborasi antar instansi layanan, pemerintah desa, dan sektor swasta dalam merancang dan melaksanakan layanan yang inklusif bagi komunitas adat,” ujar Haryanto, Project Officer Estungkara KKI WARSI.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 8 Agustus 2024 di aula Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Tebo, menjadi ajang berbagi praktik terbaik dan strategi efektif dalam memastikan layanan dasar yang adil dan responsif, memperkuat komitmen bersama untuk mengimplementasikan perubahan yang diperlukan dalam sistem layanan dasar.
“Penerapan prinsip GEDSI dalam layanan dasar adalah hal yang esensial untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal. Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah desa dan sektor swasta, kita dapat menciptakan sistem yang lebih adil dan merata. Kolaborasi ini akan membantu kita untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang dihadapi oleh kelompok marginal dan memastikan bahwa layanan yang diberikan benar-benar memenuhi kebutuhan mereka,” ujar Haryanto.
Azra’I, Plt.Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P2PA) Tebo menyebutkan Penguatan GEDSI adalah kunci untuk mengatasi ketidakadilan dan memastikan bahwa semua individu, tanpa memandang gender, disabilitas, atau latar belakang sosial, mendapatkan akses yang sama terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.
“Acara ini merupakan langkah penting dalam memperkuat komitmen dan merubah cara pandang kita untuk memastikan bahwa layanan dasar di Kabupaten Tebo tidak hanya tersedia tetapi juga inklusif dan responsif terhadap kebutuhan semua lapisan masyarakat, terutama kelompok marginal,” terang Azra’i.
Melalui diskusi yang konstruktif pada kesempatan ini dan juga berbagi pengalaman diharapkan dapat mendorong peningkatan praktik baik, komitmen, kolaborasi, koordinasi, sinergi dan berbagi ruang belajar antara para peserta.
KKI WARSI dan multi pihak yang hadir melakukan identifikasi masalah dan berkomitmen untuk menciptakan sinergi dalam mewujudkan layanan dasar yang inklusif, sehingga memberikan manfaat yang lebih luas dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, masyarakat adat Orang Rimba, Talang Mamak dan kelompok marginal lainnya.(*)
Gubernur Al Haris Serahkan Bantuan Beras untuk Balita Stunting di Merangin
Gubernur Buka Dialog Kebangsaan Diikuti Siswa SLTA Se-Merangin
Dibuka Gubernur Al Haris, 54 Paskibraka Jalani Pemusatan Pelatihan untuk 17 Agustus 2024
Gebyar UMKM Jambi 2024, Gubernur Dorong Pelaku Usaha Kreatif dan Inovatif
Bangun Tower 100 Meter GRK, BMKG Pantau Penyebab Perubahan Iklim Dunia di Jambi