Membangun Kembali Ekowisata, Mencegah Karhutla di Gambut

Jumat, 22 September 2023

(istimewa/onlinejambi.com)

ONLINEJAMBI.COM - Revitalisasi bangunan ekowisata hutan gambut di Desa Pematang Rahim, Kecamatan Mendahara Ulu, Tanjungjabung Timur sedang berlangsung. Perbaikan ini ini di antaranya meliputi pembangunan jalur trekking, gapura, dan gazebo ekowisata. Masyarakat berjibaku dan bergotong royong membangun kembali ekowisata di hutan desa kebanggaan mereka.

Ketika pandemi Covid-19 menyerang, membuat penurunan kunjungan ke lokasi wisata yang kemudian berdampak pada redupnya semangat pengelolaan. Sehingga lokasi wisata lapuk karena tak terpakai. Kini semangat Kelompok Sadar Wisata Meranti Rawa mulai menggeliat kembali. Sulutan semangat itu salah satu berasal dari dukungan dana dari banyak pihak untuk perbaikan lokasi wisata.

“Kita mendapat dukungan dukungan dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dan KKI Warsi untuk membangun kembali sarana dan prasarana ekowisata yang sempat rusak,” ujar Ahmad Fauzi, Ketua Pokdarwis Meranti Rawa.

Jalur treking ini nantinya dapat digunakan pengunjung untuk berjalan menyusuri ke dalam hutan gambut. Di sini masyarakat umum yang tertarik mengenali dan mendalami ekosistem gambut dapat melihat lebih dekat keanekaragaman hayati khas lahan gambut. Serta keunikan topografi lahan gambut yang basah. Sehingga dalam pengolahannya menonjolkan nilai-nilai ekologi untuk memberikan edukasi kepada para pengunjung.

“Kami masyarakat Pematang Rahim patut berbangga salah satu hutan dengan tutupan yang masih rapat dan menjadi tujuan orang belajar dan melakukan penelitian,” ujarnya.

Selain itu, ekowisata ini juga didukung dari segi lokasi yang mudah diakses. Dari Kota Jambi, perjalanan ke lokasi ekowisata dapat ditempuh dalam 1,5 jam perjalanan. Selain itu, hutan desa berada di pinggir jalan utama desa sehingga pengunjung tidak perlu berjalan kaki dengan jarak yang jauh untuk mengakses lokasi.

Sementara itu, membangun ekowisata dengan konsep ekologi dan edukasi, membutuhkan kemampuan lebih dari pengelolanya terkait pemahaman dan pengetahuan atas kawasan hutannya. Bekal pengetahuan ini lah yang membuat masyarakat bisa berperan menjadi guide untuk pengunjung yang datang.

Tidak hanya pembangunan fisik, kelompok pengelola pun turut berbenah diri. Para anggota Pokdarwis juga meningkatkan pengetahuan terkait manajemen pengelolaan ekowisata, hospitaliti, dan kemampuan promosi untuk menjangkau calon pengunjung.

“Kami mulai menghidupkan kembali media sosial dengan informasi dan konten terkait update pembangunan ekowisata, aneka ragam pohon yang ada di hutan gambut, agar orang tertarik berkunjung,” ujar Sonia Anggraini, anggota Pokdarwis Meranti Rawa.

Pembangunan yang belum selesai, saat ini kunjungan ke lokasi wisata belum dibuka untuk umum. Namun, Pokdarwis masih melayani kunjungan dengan tujuan penelitian.

Mengelola hutan, mencegah kebakaran

Musim kemarau datang, bencana kebakaran hutan kembali mengancam. Beberapa kawasan hutan di Jambi mengalami kebakaran, beruntung Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh aman dari api. Berkat masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung turut aktif menjaga hutan. Salah satunya di Desa Pematang Rahim yang mempertahankan kawasan hutannya dari tindakan yang mengancam hutan.

“Kita semua harus merasa memiliki hutan desa artinya kita harus bersama-sama mengembangkan potensi desa melalui ekowisata,” ujar M. Dong, Kepala Desa Pematang Rahim.

Hal itu disampaikannya dalam rapat koordinasi penataan dan pengelolaan hutan desa di hadapan camat, Dinas Lingkungan Hidup Tanjungjabung Timur, tokoh masyarakat, lembaga pengelola hutan desa, karang taruna, dan mahasiswa yang berkegiatan di Pematang Rahim.

Disampaikannya pemanfaatan hutan desa harus mempertahankan fungsinya sebagai hutan lindung, yaitu sebagai tempat penyimpanan air dan menjaga keseimbangan alam. Namun, ancaman alih fungsi lahan atau perambahan dari pihak luar masih mengancam hutan desa. Karena itu, pihak pemerintah desa terus aktif mensosialisasikan hak dan kewajiban dalam pengelolaan hutan desa.

“Hak kelola yang ada tidak mengubah fungsi hutan (tidak menjadikan kebun). Sehingga yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan hasil hutan bukan kayu dan ekowista,” lanjutnya.

Senada dengan itu, KKI Warsi selama berkegiatan di Pematang Rahim mendorong pengelolaan hutan dengan menjaga kelestariannya.

“Kawasan hutan kita berada di gambut dalam sehingga tidak bisa diolah menjadi lahan pertanian karena akan mengubah struktur tanah menjadi kering dan rentan mengalami kebakaran,” ujar Ade Candra, Koordinator Program KKI Warsi.

Selain itu menurutnya pengelolaan ekowitasa di Desa Pematang Rahim juga dapat dibarengi dengan program Pohon Asuh atau program penggalangan dana untuk masyarakat pengelola hutan. Kombinasi ini memungkinkan masyarakat selain dapat menikmati keasrian hutan gambut, tetapi juga dapat mengasuh pohon.

“Kita sudah mengembangkan pohon asuh di Desa Sinar Wajo dan terbukti dapat menambah pendapatan bagi masyarakat, bisa juga diterapkan di sini,” ujarnya.(*)



Tags:


BERITA BERIKUTNYA
loading...