SKK Migas-KKKS Berdayakan Masyarakat Hadapi Pandemi Covid-19

Selasa, 10 November 2020

Anggota Hidroponik Barokah sedang memanen sayuran yang sudah dipesan pembeli.
Anggota Hidroponik Barokah sedang memanen sayuran yang sudah dipesan pembeli. (surtan/onlinejambi.com)

ONLINEJAMBI.COM - Pandemi Covid-19 belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Ekonomi masyarakat yang terdampak, belum juga tahu kapan bisa pulih.

Atas dasar ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) merangkul masyarakat sekitar wilayah operasional perusahaan yang terdampak Covid-19 untuk bangkit lewat Program Pengembangan Masyarakat (PPM)/Tanggung Jawab Sosial (TJS).

Pertamina EP Asset 1 Jambi Field (PEP Jambi) membantu para petani di Kenali Asam Atas dengan menginisiasi pembentukan kelompok Hidroponik Barokah, kelompok yang mengembangkan tanaman sayur-mayur organik di area Komplek PEP Jambi, Kelurahan Kenali Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi. Panen perdana sudah dilakukan tanggal 28 Agustus 2020.

Kebun Hidroponik terletak di dalam greenhouse berukuran 20x11 meter dengan 5.000 lubang tanam.

Kebun hidroponik ini dikelola oleh masyarakat Kenali Asam Atas yang tergabung dalam Kelompok Gading Mas Jaya. Sistem kerja, operasional kebun, dan penjualan sayur hidroponik diatur dua sesi, sesi pagi pukul 09.00 hingga 12.00 dan sesi sore pukul 16.00 hingga 18.00.

“Beragam sayuran ditanam, seperti kangkung, pakcoy, bayam hijau, bayam merah, seledri, sawi manis, naibai, kale, dan funjen,” ujar Deslinda, anggota Kelompok Hidroponik Barokah.

Jambi Field Manager, Hermansyah berharap agar kebun hidroponik ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kenali Asam Atas. Hidroponik Barokah bukan sekadar berkebun sayur, namun turut pula menumbuhkan semangat pola hidup sehat gemar makan sayur untuk menjaga imunitas di era pandemi Covid-19. 

Di bidang pariwisata, di masa pandemi Covid-19 ini, PEP Jambi merangkul Kelompok UMKM Ketek Wisata Sungai Putri yang beranggotakan 35 orang. Sebelum pandemi Covid-19, Danau Sipin menjadi salah satu objek wisata andalan di Kota Jambi. Tak lengkap rasanya mengunjungi Danau Sipin tanpa menaiki ketek (perahu motor).

Namun, sejak pandemi Covid-19, Danau Sipin sepi pengunjung. Tidak ada lagi antrean pengunjung Danau Sipin menaiki Ketek Wisata mengelilingi danau. Ketek Wisata terpaksa parkir di pinggir danau.

 

PEP Jambi pun mengajak Kelompok Ketek Wisata untuk bangkit bersama di tengah pandemi dengan menerapkan konsep wisata berpedoman pada protokol kesehatan Covid-19. Edukasi terkait pentingnya aspek keselamatan dalam wisata air disampaikan, sekaligus menyalurkan bantuan berupa 100 life jacket.

Tidak hanya itu, PEP Jambi juga memberikan 35 masker kain batik karya binaan PEP Jambi, Kelompok Batik Serumpun Berlian untuk seluruh anggota Kelompok Ketek Wisata Sungai Putri. Selain masker non medis, PEP Jambi juga menyerahkan 1 unit thermo gun dan 1 unit tempat cuci tangan kepada Kelompok UMKM Ketek Wisata Sungai Putri pada Sabtu, 7 Nopember 2020.

“Ketek ini satu-satunya usaha kami. Sejak pandemi susah buat cari makan sehari-hari untuk keluarga,” ujar Herman, anggota Kelompok Ketek Wisata Sungai Putri.

Di kawasan Danau Sipin terdapat 17 unit ketek wisata yang beroperasi dari jam 07.00 hingga 18.00. Kapasitas ketek wisata sebanyak 12 penumpang. “Pengunjung yang ingin naik ketek wisata dikenakan tarif Rp10 ribu per orang dengan rute mengelilingi Danau Sipin,” ujarnya. 

Field Manager PEP Jambi, Hermansyah berharap dengan penerapan protokol keselamatan dan kesehatan Covid-19 di Danau Sipin, pengunjung kembali ramai seperti sebelum pandemi Covid-19.

“Sehingga ekonomi para pengusaha ketek wisata dapat pulih kembali,” ujarnya.

Sementara di bidang pendidikan, pada Oktober 2020 KKKS Petrochina International Ltd melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM)/Tanggung Jawab Sosial (TJS) menyerahkan satu unit kendaraan roda tiga yang dimodifikasi menjadi perpustakaan keliling untuk Perpustakaan Desa Terjun Gajah, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjungjabung Barat.

 

Program ini dilakukan PetroChina Jabung sebagai wujud dukungan terhadap akses pendidikan non-formal. Perpustakaan keliling mini ini diberikan untuk menjangkau wilayah terpencil, guna memberi akses pengetahuan gratis bagi para penikmat buku.

Dengan kendaraan roda tiga ini pengelola Perpustakaan Desa Terjun Gajah bisa membawa ratusan buku ke dusun-dusun untuk dibaca masyarakat dari berbagai usia, khususnya anak-anak. Meski pandemi Covid-19, perpustakaan tetap jalan.

Biasanya, anak-anak di desa ini rutin mengunjungi Taman Bacaan di Perpustakaan Desa Terjun Gajah. Sejak virus corona mewabah, anak-anak Desa Terjun Gajah tidak bisa lagi mengunjungi perpustakaan yang berada di samping kantor desa. Ini sejalan dengan imbauan pemerintah dalam mengantsipasi penyebaran covid-19.

Pengelola Perpustakaan Desa Terjun Gajah, Wulandari mengatakan, operasional perpustakaan keliling ini dibagi tiga, yakni Senin dan Selasa ke Dusun I, Rabu dan Kamis ke Dusun II, Jum’at dan Sabtu ke Dusun III.

Nanda Martua Hasibuan, 12 tahun, mengaku senang dengan adanya perpustakaan keliling ini. Nanda bisa mendapat tambahan ilmu dan bisa membaca buku bersama teman-teman sebayanya.

Nanda juga senang buku-buku di perpustakaan keliling sesuai seleranya dan banyak pilihan. Siswa kelas 1 SMP Negeri 3 Atap Betara, Tanjungjabung Barat ini berharap perpustakaan keliling lebih sering datang ke dusunnya, Dusun Terjun Jaya, Desa Terjun Gajah.

Kepala Desa Terjun Gajah, Anto Hasibuan, mengatakan kehadiran perpustakaan keliling sangat membantu anak-anak selama masa pandemi Covid-19. Anto berharap anak-anak di desanya bisa tetap belajar dan tidak ketinggalan pelajaran.

"Saya mengimbau warga desa memanfaatkan perpustakaan keliling dan buku-buku bantuan PetroChina ini semaksimal mungkin,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Adiyanto Agus Handoyo mengatakan bahwa program-program pengembangan masyarakat ini merupakan sebuah tanggung jawab bagi pelaku industri hulu migas.

Ia juga mengharapkan agar program yang dijalankan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di wilayah sekitar operasional perusahaan.

“Harapan kami tentu agar ke depannya masyarakat mendapatkan ilmu dan pengetahuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akhirnya dapat menunjang kondisi ekonomi bagi masyarakat itu sendiri,” tandas Adiyanto.

Apa yang dilakukan SKK Migas-KKKS ini menurut Dr. Pantun Bukit, praktisi dari Universitas Batanghari Jambi memang sudah selayaknya dilakukan perusahaan untuk masyarakat di sekitar perusahaan.

Hanya saja, Pantun mengingatkan, ke depan, Program Pengembangan Masyarakat (PPM)/Tanggung Jawab Sosial (TJS) harus lebih tepat sasaran.

“Saya melihat kadang-kadang penerima tidak tepat. Ini bukan salah perusahaan yang memberikan, tapi yang salah itu justru orang-orang di luar perusahaan, orang-orang di lapangan,” ujarnya.

Kalau perusahaan, tidak mau ribet. Setiap perusahaan, apalagi perusahaan migas, kata Pantun, sudah menyiapkan uang untuk PPM/TJS.

“Kita butuh orang-orang bersih di lapangan. Perlu sinergitas perusahaan dan pemerintah daerah hingga ke tingkat paling bawah agar program-program yang dilakukan benar-benar tepat sasaran,” tandasnya.(surtan)



Tags:


BERITA BERIKUTNYA
loading...